GuidePedia

Transportasi bagi anak sekolah merupakan kebutuhan yang sangat penting.

Ketika mereka akan berangkat atau pulang dari sekolah, khususnya bagi anak-anak yang bertempat tinggal jauh.

Untuk jarak tempuh yang jauh minimal mereka butuh transportasi masal seperti bus atau angkot, karena mayoritas untuk anak usia SD dan SMP belum memiliki izin mengemudi, meski ada sebagian sudah nekad menggunakan sepeda motor.

Pastinya para guru, orang tua dan pejabat terkait, tidak mengharap jika para siswa ini harus bersusah payah untuk bisa ke sekolah, apalagi mereka menggunakan cara ekstrem bergelantung di angkot, naik di atap bis dan sebagainya.

Transportasi masal dan murah diperkirakan bisa menjadi solusi untuk menjemput dan mengantar para siswa.

Agar mereka tidak seperti siswa berikut yang membahayakan diri dalam menjalankan kewajiban belajar.

Berikut beberapa potret buram transportasi siswa yang cukup memprihatinkan.

Asal angkut.



Asal dapat sedikit tempat duduk atau pegangan, mereka berangkat.

Menggunakan sepeda motor yang sudah dimodifikasi dengan penambahan tempat duduk, dirasa sudah menjadi alat transportasi masal.

Memang kendaraan tersebut dijadikan alat antar jemput para siswa tapi cukup berbahaya.
Sebenarnya mereka butuh kendaraan yang mampu mengakomodir mereka, agar bahaya tidak setiap hari di temui.

Gaya Spider.



Dua anak siswa SD ini bergelantung seperti Spider, pada belakang Bajai untuk mencapai tempat mereka belajar.

Apabila sampai mereka jatuh bisa tertabrak pick-up Suzuki dari belakangnya.
Kayaknya mereka sudah terbiasa demikian yang penting mereka bisa berangkat dan pulang.
Sebelumnya beberapa temannya juga naik Bajai seperti itu, malah ada yang mau duduk di pintu Bajai.

Emansipasi.

Dua siswi ini layaknya cowok, rela bergelantung di pintu belakang angkot demi bisa menuju ke sekolah.

Tanpa berfikir panjang tentang resiko ketika terjadi sesuatu kecelakaan.
Mungkin juga hal seperti ini bagi mereka, tidak hanya bisa dilakukan oleh cowok!.

Cari gratisan.

Puluhan siswa ini bergelantung di belakang pick-up.

Jika tumpangan seperti bisa dipastikan cari gratisan atau memang di daerah mereka belum terjamah angkutan kota, sehingga mereka merelakan tubuhnya diatas bahaya.

Nempel bareng.

Beberapa anak SMP ini asal bergelantung yang penting mereka bisa berpegangan saja sudah cukup.

Kayaknya mereka sudah terbiasa dengan kondisi demikian.
Jika terus-terusan, siapa yang mau bertanggung jawab atas keselamatan mereka?.


Tetap happy.



Puluhan siswa SMP ini dengan santai duduk di atas angkot.

Mereka tidak mempedulikan bahaya yang bisa datang kapan saja, bahkan sebuah sepeda ontel malah di gantung di belakang angkot.

Sebagian dari mereka justru malah tersenyum dan tertawa, mungkin mereka lupa kalau hal demikian mengerikan!.

Berjubel.

Mereka rela berjubel dan bergelantung di pintu angkot, asal bisa sampai tempat sekolah.

Meskipun tidak begitu memprihatinkan tapi yang mereka lakukan cukup berbahaya.
Kadang hal demikian dianggap kenakalan remaja, apa benar?

Lesehan.

Empat siswa SD ini dengan tawa ceria menaiki sebuah pick-up.

Justru sopir dan kernet yang nampak khawatir melihat anak-anak tersebut, tapi ya, memang keadaannya demikian!.

Masih untung mereka dapat tumpangan.

Lebih ramai.


Puluhan siswa SMP ini naik pick-up yang dijadikan angkutan sekolah.
Untuk yang cowok duduk di atap dan yang cewek sebagian bergelantung di belakang.
Mungkin mereka menggambarkan mobil antar jemput sekolah layaknya bus tingkat.

Jaga barang.


Siswa-siswa SMP ini dengan santai naik di atap bis.

Berapa tumpukan barang juga ada di samping mereka, layaknya penjaga barang.  Sepertinya mereka sudah biasa untuk menghadapi bahaya yang demikian.

Sumber :
http://www.otosia.com/berita/10-potret-buram-tranpotasi-anak-sekolah.html.


Lihat yg lebih 'menarik' di sini !
Follow @wisbenbae

Beli yuk ?

 
Top