GuidePedia

10 Mitos dalam Film

Seringkali kita begitu terlena dengan cerita dan sajian efek visual film sampai membuat logika kita (seolah) tak terpakai. Elbert Reyner, kontributor Muvila, mencatat 10 mitos yang sering muncul dalam film. Apa saja? Silakan simak ini
Film memang memberi banyak pengetahuan baru untuk para penontonnya. Tetapi tahukah kalian bahwa beberapa pengetahuan itu justru dilebih-lebihkan oleh Hollywood supaya film mereka lebih dramatis? Sayangnya, sebagian besar penonton malah menganggap kalau hal seperti itu benar-benar eksis di dunia nyata.
Berikut 10 mitos dari film yang sebenarnya tidak pernah ada atau terjadi.

1. Kita Dapat Melihat di dalam Air Tanpa Alat Bantu
Biasanya terdapat di film action atau film yang berlatar di dalam air. Di mana si jagoan tercebur atau sedang melarikan diri di dalam air. Ambil contoh Poseidon (2006). Tanpa bantuan kacamata renang, mereka dapat melihat jalan mana yang harus dilewati dengan jelas, seperti ketika mereka sedang berada di dunia nyata.

Tak mudah melihat di dalam air tanpa pakai kacamata renang.

Reality:
Cobalah buka mata kalian (tanpa kacamata tentunya) ketika sedang menyelam di dalam kolam renang. Kalian tidak akan dapat melihat dengan jelas apa yang ada di bawah air. Jangankan demikian, bertahan lebih dari semenit saja dapat dikatakan mustahil, karena mata akan terasa sangat perih.
2. Tembakan Peluru Dapat Timbulkan Percikan
Coba perhatikan Hard Boiled (1992). Nyaris seluruh adegan gunfight dalam film action ini akan menyuguhkan efek percikan ketika peluru ‘menyentuh’ mobil, dan benda lainnya, terutama yang bersifat logam. Hal ini masuk akal sih, karena ketika logam membentur logam dengan kekuatan yang luar biasa dapat menimbulkan percikan. 
Metal bertemu dengan metal tak harus munculkan percikan api.

Reality:
Peluru terbuat dari copper atau copper alloy yang sebenarnya didesain untuk tidak menimbulkan percikan ketika mengenai permukaan yang keras, baik logam ataupun bukan. 

3. Problem Cinta Selesai Lewat Pidato atau Mengorbankan Segalanya
Ini dia penyakit yang menginfeksi hampir seluruh film romance, baik produk Hollywood maupun industri film negara lain. Di penghujung film, biasanya salah seorang pemeran utama akan berbicara keras-keras mengenai permintaan maafnya di depan umum, kemudian sang pasangan akan terharu dan akhirnya hubungan mereka pulih kembali. Tidak peduli tindakan itu bikin malu si tokoh.
Cinta mengorbankan segalanya? Tidak bisa dipukul rata seperti itu sebenarnya.
Di lain film, misalnya Test Pack (2012), biasanya sang pemeran utama akan mengejar orang yang dicintainya di bandara dan meminta maaf atas kesalahan-kesalahannya. Dan dengan mudah, orang itu meninggalkan segala karir, uang, harga diri ataupun pendidikan yang akan ditempuhnya di tempat lain. Love is everything.
Reality:
Meski para pasangan (terutama cewek) begitu mendambakan hal semanis ini terjadi di dunia nyata, manusia bukanlah makhluk sebodoh itu. Ada banyak cara untuk menjalin kembali hubungan yang retak tanpa harus melakukan hal-hal ekstrem seperti di atas.
4. Dengan Jadi Kelinci Percobaan, Anda Jadi Punya Super Power
Lihatlah Captain America : The First Avenger (2011). Film superhero seperti ini akan berusaha meyakinkan penontonnya bahwa ilmu pengetahuan itu sangat luas dan bukan tidak mungkin kalau suatu hari, serum untuk membuat tubuh manusia mampu menghasilkan kekuatan super. 
Kekuatan super tak bisa serta-merta didapat dari eksperimen ilmiah.
Reality : 
Meski banyak yang tidak mempercayai hal ini, tetapi ilmuwan berusaha membuktikan bahwa hal ini dapat dilakukan melalui berbagai penelitian dan eksperimen. Hasilnya pun, tentu saja tidak mungkin. 

5. Melacak Telepon Butuh Waktu Lama
Contoh terbaik, perhatikan The Bourne Trilogy. “Keep talking!” seru teknisi pelacak telepon. Jagoan kita sedang berinterogasi dengan musuh melalui telepon, sementara para teknisi sedang berusaha untuk mengunci lokasi si musuh. Dan, hanya empat detik menjelang penguncian lokasi, si musuh sudah menutup teleponnya. Adegan ini selalu ada di film-film aksi yang melibatkan organisasi intelejen semacam CIA dan FBI.

Cepat kok melacak posisi sumber sinyal telepon.

Reality : 
Sebenarnya, melacak telepon di film-film espionage yang membutuhkan waktu itu hanyalah sekedar trik Hollywood untuk meningkatkan tensi ketegangan. Pada kenyataannya, organisasi semacam CIA dan FBI kini sudah sanggup untuk melacak telepon secara otomatis tanpa harus memakan waktu.

6. Menyalakan Mobil dengan Menyambung Kabel (Hotwiring) itu Mudah
Lagi-lagi di film action, seperti dalam Gone in 60 Seconds, para jagoan berusaha menyalakan mobil dengan menyambungkan kabel di bawah setir untuk mengejar musuhnya. Trik ini mungkin telah menginspirasi banyak pencuri.
Hotwiring itu mustahil rupanya.
Reality : 
Sekitar 25 tahun yang lalu, hal ini mungkin dapat dilakukan. Tetapi dengan perkembangan teknologi yang pesat di industri otomotif dan security, mencuri mobil dengan teknik hotwiring tanpa ketahuan adalah hal yang mustahil.   

7. Agen Rahasia Punya Kekuatan “Super” 
Semua orang pasti pernah menyaksikan agen James Bond beraksi, paling tidak sekali seumur hidup. Kalau belum segera datang ke bioskop yang masih memutar Skyfall (2012). Skill akrobatik, bertarung, dan pertahanan tubuhnya yang fantastis begitu menginspirasi banyak film espionage untuk mengikuti jejak Bond, hingga membuat para penonton percaya bahwa agen rahasia memang dilatih untuk memiliki keahlian seperti itu.
Tak ada agen rahasia di dunia se-super James Bond.

Reality : 
Mantan agen CIA, Robert Richer, mengemukakan bahwa seluruh rekan agennya ingin bisa beraksi seperti Bond, meski pada kenyataannya semua itu adalah hal yang mustahil dan tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Malahan film Tinker Tailor Soldier Spy (2011) dipercaya sebagai salah satu film espionage yang paling akurat dalam menggambarkan dunia mata-mata.  
8. Touch of Death
Dalam film-film martial arts, para jagoan atau tokoh antagonis dapat membunuh lawannya secara instan hanya dengan sentuhan di titik tertentu. Coba tonton Kill Bill Vol. 2 (2004).
Jurus menotok tubuh sampai bikin tewas cuma ada di film.
Reality : 
Banyak sekali yang percaya bahwa ilmu ini pernah dikuasai oleh pendekar-pendekar China jaman dahulu. Pada kenyataannya, menyentuh titik-titik tertentu hanya dapat menimbulkan rasa sakit saja (seperti yang dipelajari oleh ahli akupuntur), bukan kematian yang instan.

9. Mobil Meledak Ketika Menabrak Sesuatu dengan Keras
Mobil selalu digambarkan mudah meledak di film-film action produksi Hollywood, seperti yang ditampilkan dalam Live Free or Die Hard (2007). Bahkan ketika sekadar menabrak gedung, ditabrak robot, terkena peluru, atau jatuh ke jurang sekalipun, mobil akan segera meledak.
Mobil tak semudah itu bisa meledak.
Reality : 
Bayangkan apa jadinya jalan raya kita setiap hari kalau mobil akan selalu meledak ketika menabrak sesuatu seperti dalam film-film Michael Bay? Yeah, don't worry, hal seperti itu hanya terjadi di film saja.    
10.  Stop Pendarahan dengan Kain  
Ketika salah satu karakter terkena muntahan peluru, hal pertama yang dilakukan adalah merobek kain dan mengikat di bagian yang luka. Setelah itu, si karakter sudah sehat dan dapat beraksi kembali. Teknik ini selalu dipakai di berbagai film action, seperti Rambo dan Terminator 2, atau juga horror-slasher, seperti Rumah Dara.
Menutup luka dengan kain cuma bisa bikin tambah parah.
Reality : 
Pada kenyataannya, hal ini justru dapat membuat sang korban kehilangan anggota badan ataupun meninggal, karena kehabisan darah. Sebab, ikatan kain tidak dapat menghentikan aliran darah, tapi justru membuat bagian yang luka itu dapat membusuk. Hal yang harus dilakukan adalah menekan bagian yang luka saja dengan kain dan segera membawa korban ke rumah sakit.

Beli yuk ?

 
Top