GuidePedia

0
situ patenggang

Memandangi kecantikan Kawah Putih memang tidak ada bosannya. Namun karena waktu juga saya harus segera meninggalkan lokasi Kawah Putih. Saya panggil tukang ojek yang mengantarkan saya tadi untuk membawa saya keluar sampai di pinggir jalan raya. Disana saya menunggu lagi angkot kuning yang menuju Patenggang. Tentu sudah bisa ditebak dong kemana tujuan saya berikutnya. Yup, Situ Patenggang atau ada juga yang menyebut Situ Patengan. Ntahlah nama mana yang benar, namun saya lebih tertertarik menyebut Situ Patenggang. Kayaknya lebih enak aja didenger. Xixixi..

Dengan ongkos yang cuma 3.000 dari Kawah Putih saya sudah di antar sampai di pintu masuk Situ Patenggang. Tiket masuk ke Situ Patenggang jauh lebih bersahabat daripada Kawah Putih. Disini hanya dipatok harga 6.000 perorang. Lokasi Situ Patenggang sudah tidak jauh dari pintu masuk. Mungkin hanya butuh jalan kaki sekitar 200-300 meter saja. Kalau beruntung Anda bisa mendapatkan angkot yang langsung mengantarkan sampai di lokasi. Sayangnya angkot yang saya naiki akan mengantarkan penumpang ke tempat lain sehingga saya hanya diturunkan sampai di depan pintu masuk. Bukan masalah karena jaraknya juga cukup dekat kok.

Berjalan menuju ke arah Situ Patenggang terasa nyaman sekali. Udara yang begitu sejuk menemani perjalanan saya siang itu. Sengatan matahari siang itupun jadi tidak begitu terasa karena udaranya yang sejuk tersebut. Apalagi di sebelah kanan dan kiri terhampar luas perkebunan teh yang sangat hijau. Pohon-pohon itu membentuk gelombang mengikuti kontur tanah yang berupa pegunungan. Pokoknya pemandangan hijau sepanjang mata memandang. Cantik sekali!

situ patenggang

Cukup berjalan selama 10 menit, dari kejauhan sudah mulai terlihat air danau yang seolah-oleh dikeliling oleh perkebunan teh. Hmm.. Pemandangan yang begitu indah berada di depan mata saya. Dengan bergegas saya berjalan mendekati lokasi objek wisata. Seperti biasa, di sebelah kanan dan kiri banyak terdapat warung-warung yang menjual makanan maupun oleh-oleh. Kebanyakan sih buah-buahan seperti salak, jeruk, apel, dan strawberry. Setelah mendekati danau rupanya pemandangan malah tampak biasa saja. Nggak tahu kenapa, yang jelas dari kejauhan tadi lebih terlihat cantik daripada saat berada pada jarak yang dekat. Tapi cukup lumayan juga kok buat ngadem. Di sekeliling danau banyak tempat-tempat yang bisa digunakan untuk bersantai, menikmati pemandangan danau, serta menghirup sejuknya udara khas pegunungan.

Aktifitas lain yang bisa dilakukan disini adalah berkeliling danau yang luasnya mencapai 48 hektar ini dengan menggunakan perahu. Anda bisa menyewa jasa perahu yang banyak terdapat di tepi danau. Ongkos sewanya silahkan tanya sendiri saja, saya kurang tahu karena saya memang nggak mencoba dan nggak bertanya. Kebetulan mungkin waktu itu saat bulan puasa jadi pengunjung tidak terlalu ramai. Perahu-perahu yang ada juga tidak banyak. Malah kebanyakan sedang mengalami perbaikan dan pengecatan ulang. Mungkin untuk menyambut libur hari raya yang sebentar lagi akan datang. Saya malah lebih tertarik mengamati pemilik-pemilik perahu yang sedang mengecat perahunya. Rata-rata pengecatan dilakukan secara gotong-royong. Dengan bermodalkan cat kayu biasa, perahu-perahu yang sudah kumal kembali menjadi cantik dan siap disewakan pada saat liburan nanti.

situ patenggang
situ patenggang

Oh ya, ada sebuah cerita menarik mengenai Situ Patenggang yang terdapat pada papan informasi disana. Konon Situ Patenggang (Patengan) berasal dari Bahasa Sunda yaitu Pateangan-teangan yang berarti saling mencari. Hal tersebut mengisahkan tentang cinta Putra Prabu dan Putri Titisan Dewi yang besar bersama alam yang bernama Ki Santang dan Dewi Rengganis. Mereka berpisah untuk sekian lama. Karena cinta mereka begitu kuat, mereka ini salaing mencari dan kemudian bertemu kembali di sebuah tempat yang bernama “Batu Cinta”. Dewi Rengganis kemudian meminta dibuatkan danau dan perahu untuk berlayar. Perahu inilah yang sampai sekarang menjadi sebuah pulau berbentuk hati dan dinamakan “Pulau Asmara”. Nah ini nih yang seru, menurut cerita.. Barang siapa yang singgah di Batu Cinta dan mengelilingi Pulau Asmara, senantiasa akan mendapat cinta yang abadi seperti mereka. Pesen saya cuma satu, jangan ke Batu Cinta atau Pulau Asmara dengan sesama jenis apalagi kalau cuma berdua. Nggak kebayang kan kalau sampai benar-benar terjadi cinta abadi. Hal itu juga yang membuat saya nggak kesana. Saya kan sendirian, nggak lucu kan kalau terjadi cinta abadi dengan tukang perahunya.. Hohoho.. Gimana, tertarik ke Batu Cinta dan Pulau Asmara? Dateng langsung yuk ke Situ Patenggang!

http://www.wijanarko.net/2011/12/situ-patenggang-danau-indah-di-tengah.html
Lihat yg lebih 'menarik' di sini !

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top