GuidePedia

0
Polonia-Kabanjahe

Begitu sampai di Medan saya akan langsung melanjutkan perjalanan saya di Tanah Batak. Tujuan pertama saya adalah menuju Air Terjun Sipiso-Piso, sebuah air terjun yang cukup terkenal di Sumatera Utara. Bagaimana untuk mencapai Air Terjun Sipiso-Piso? Cek poin saya yang pertama adalah dari Polonia saya menuju Simpang Pos yang ada di Padang Bulan tempat dimana mobil-mobil yang ke arah Brastagi ngetem. Begitu keluar dari terminal kedatangan Bandara Polonia sudah banyak jasa taksi yang menawarkan jasanya. Tukang ojek juga nggak kalah sigap. Ada satu tukang ojek yang terus memepet saya dan terus menanyakan tujuan saya. Dengan malas-malasan saya mengatakan akan ke Simpang Pos. Tukang ojek tersebut memberikan harga 35.000 karena menurutnya cukup jauh. Saya menawar 15.000 kalau dia ingin mengantar saya. Kalaupun tukang ojek tersebut nggak mau juga nggak akan jadi masalah buat saya karena memang saya berencana naik angkot saja yang banyak terdapat di Kota Medan. Tukang ojek menurunkan harga menjadi 20.000 tapi saya tetap pada penawaran saya yaitu 15.000. Akhirnya tukang ojek itu menyerah dan meninggalkan saya. Begitu sampai di pintu keluar ada tukang ojek lagi yang menghampiri dan menanyakan tujuan saya. Kali ini dia memberikan harga 20.000, tentu saja saya tawar lagi menjadi 10.000. Alhamdulillah tukang ojek yang kedua ini bersedia mengantarkan saya ke Simpang Pos dengan ongkos 10.000 karena menurutnya sejak pagi dia belum mendapatkan ojekan sama sekali. Sepanjang jalan si tukang ojek ini terus nyerocos ngajakin ngobrol saya bahkan saya dikira orang Medan dengan menanyakan marga saya. Wew, emang logat saya udah kayak orang Medan ya bang? Hahaha..

Jarak dari Bandara Polonia ke Simpang Pos memang agak jauh. Beruntung saya naik ojek apalagi ongkosnya cukup murah karena bisa sampai lebih cepat. Abang tukang ojek ini mengantarkan saya sampai di angkutan Sumatera Transport (Sutra) tujuan Brastagi. Angkutannya sejenis elf gitu lah. Selain Sumatera Transport ada juga angkutan Borneo dengan tujuan yang sama. Katanya sih kalau Sumatera Transport bisa dibilang kelas eksekutifnya. Walaupun ngakunya kelas eksekutif tapi jangan berharap ada AC yah. Karena nyatanya di dalamnya hanya ada beberapa kipas angin yang terletak di beberapa sudut mobil. Yang menarik pada angkutan ini terdapat LCD TV sebesar 19 inch yang terus memutar lagu-lagu melayu. Begitu terasa kalau saya memang sedang berada di Sumatera.

Begitu saya masuk ke mobil, angkutan ini langsung berangkat walaupun kursi belum sepenuhnya terisi. Disini saya baru pertama kali merasakan sensasi naik angkutan di Medan. Kalau boleh saya bilang bener-bener gilaaaaa! Ini sopir terus aja ngebut tanpa peduli jalan jelek atau bagus. Jalan berlobang pun dihajar sampai seisi mobil mental-mental. Semakin menjauhi Kota Medan dan menuju ke Brastagi jalannya jadi semakin nggak karuan. Bukan karena jalannya jelek sih, tapi karena jalannya penuh dengan tikungan-tikungan tajam yang menanjak. Sedangkan sopir tetap saja memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Sopir terus saja menunjukkan atraksi-atraksi yang memukau tapi juga mengerikan. Misalnya saja saat akan medahului di tikungan, kepala si sopir sampai keluar untuk melihat apakah ada atau tidak kendaraan dari arah sebaliknya. Fiuhh… Saya yang semula masih ngantuk dan ingin tidur sekarang malah jadi nggak bisa tidur. Mata jadi melek dengan sangat lebar. Sementara penumpang lain terlihat biasa saja, mungkin karena meraka sudah terbiasa aja kali ya.. Atau memang saya aja yang terlalu parno? :D

Daerah Brastagi memang merupakan daerah pegunungan dengan jalan yang cukup mulus tapi juga sangat aduhai. Sepertinya harus benar-benar terlatih untuk mengemudi di jalanan ini. Udara mendekat Brastagi sangat sejuk menjadikannya sebagai tempat berlibur warga Medan di akhir pekan. Kalau orang Jakarta punya Puncak di Bogor, orang Surabaya punya Batu sebagai tempat berlibur, nah orang Medan juga punya Brastagi. Bagi orang-orang Sumatera Utara, tanah di Brastagi merupakan tanah yang terbaik dan memiliki nilai jual paling tinggi. Pokoknya best of the best-nya lah..

Mendekati Brastagi kondektur menarik ongkos yang ternyata cuma 10.000 saja untuk perjalanan selama dua jam. Saya nggak akan turun di Brastagi karena memang saya nggak ada niatan untuk mampir di Brastagi meskipun ada beberapa objek wisata yang menarik disana. Bagi Anda yang punya waktu luang ada baiknya mempertimbangkan untuk bermalam di Brastagi dan menikmati pemandangan alam disana sebelum melanjutkan ke destinasi berikutnya. Angkutan Sumatera Transport ini akan berhenti di tujuan akhirnya yaitu Terminal Kabanjahe dan saya pun turun di terminal tersebut.

Post a Comment Blogger

Beli yuk ?

 
Top